Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ القِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلاَهُ

“Dua kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sehingga ditanya tentang umurnya, untuk apa dia habiskan? Tentang ilmunya, sejauh mana ia amalkan? Tentang hartanya, darimana ia dapatkan dan untuk apa ia gunakan? Dan tentang jasadnya, untuk apa ia gunakan?”(Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no. 2417), beliau berkata: “Hadits Hasan Shahih”.)
▬▬▬

Seorang alim sejati adalah orang yang benar-benar mengamalkan ilmunya, dan hakikat ilmu adalah Takut kepada Allah.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

إِنَّمَا يَخۡشَى ٱللَّهَ مِنۡ عِبَادِهِ ٱلۡعُلَمَٰٓؤُاْۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. (QS. Fathir: 28)

Abu Darda radhiyallahu anhu berkata:

لَا تَكُوْنُ عَالِمًا حَتَّى تَكُوْنَ مُتَعَّلِمًا وَلَا تَكُوْنُ بِالْعِلْمِ عَالِمًا حَتَّى تَكُوْنَ بِهِ عَامِلًا

“Kamu tidak menjadi alim (orang berilmu) sehingga kamu menjadi seorang pelajar, dan kamu tidak akan menjadi alim dengan ilmu sehingga kamu mengamalkannya”. (Diriwayatkan oleh al-Khatib dalam kitabnya Iqtidhaul Ilmi al-Amala, no. 17)

Faidah dari Al-Ustadz,
? BENI SARBENI, Lc, M.Pd.
Hafidzhahullah