Selanjutnya diantara buah keikhlasan di dunia adalah sebagai berikut:
Ketujuh, Masyarakat menjadi baik, demikian pula pemimpin dan rakyatnya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
“Ketika penguasa memperhatikan kemaslahatan agama rakyatnya, maka akan baik untuk keduanya (penguasa dan rakyat) agama dan dunia mereka, jika tidak maka semua urusannya akan menjadi kacau. Inti masalah semua itu adalah niat yang baik pada rakyat dan ikhlasnya agama hanya untuk Allah, demikian pula tawakkal hanya kepada-Nya, sungguh keikhlasan dan tawakkal adalah inti kebaikan bagi khusus atau keumuman manusia” (Majmu’ul Fatawa, 28/361)
Kedelapan, Allah akan memberikan kecukupan bagi orang yang ikhlas.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
أَلَيۡسَ ٱللَّهُ بِكَافٍ عَبۡدَهُۥۖ وَيُخَوِّفُونَكَ بِٱلَّذِينَ مِن دُونِهِۦۚ
“Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya. Dan mereka mempertakuti kamu dengan (sembahan-sembahan) yang selain Allah?”. (QS. Az-Zumar: 36)
Umar bin Khattab menulis surat kepada Abu Musa radhiyallahu anhuma, yang diantara isinya:
من خلصت نيته كفاه الله تعالى ما بينه وبين الناس ومن تزين للناس بما ليس في قلبه شانه الله عز و جل
“Barang siapa yang ikhlas niatnya maka Allah akan memberikan kecukupan dalam perkara yang ada diantaranya dan antara manusia, dan barang siapa menghiasi diri di hadapan manusia pada apa yang tidak ada dalam hatinya, maka Allah akan menghinakannya.” (Hilyatul Auliya, 1/50)
(Disarikan dari kitab ‘Amalul Quluub, karya Syaikh Khalid Utsman As-Sabt)
Faidah dari Al-Ustadz,
🔳 BENI SARBENI, Lc, M.Pd.
Hafidzhahullah