RUKUN IMAN KEDUA

IMAN KEPADA MALAIKAT #2

6. Ada pula Malaikat yang bertugas mengawasi amalan hamba, yang baik maupun yang buruk. Mereka adalah Al-Kiraam Al-Kaatibuun (para pencatat yang mulia), merekam termasuk para Malaikat penjaga yang telah disebutkan dalam firman Allah:

وَهُوَ ٱلۡقَاهِرُ فَوۡقَ عِبَادِهِۦۖ وَيُرۡسِلُ عَلَيۡكُمۡ حَفَظَةً حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَ أَحَدَكُمُ ٱلۡمَوۡتُ تَوَفَّتۡهُ رُسُلُنَا وَهُمۡ لَا يُفَرِّطُونَ

“Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.” (QS. Al An’am [6]:61)

إِذْ يَتَلَقَّى ٱلْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ ٱلْيَمِينِ وَعَنِ ٱلشِّمَالِ قَعِيدٌ

“(Yaitu) Ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.” (QS. Qaf [50]:17)

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaf [50]: 18)

Malaikat yang di kanan mencatat kebaikan dan Malaikat yang di kiri mencatat keburukan.

Allah berfirman:

وَإِنَّ عَلَيۡكُمۡ لَحَٰفِظِينَ

“Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu),” (QS. Al Infitar [82]: 10)

كِرَامًا كَٰتِبِينَ

“Yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu),” (QS. Al Infitar [82]: 11)

يَعۡلَمُونَ مَا تَفۡعَلُونَ

“Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Infitar [82] :12)

7. Di antara mereka ada yang bertugas untuk bertanya di alam kubur, mereka adalah Munkar Dan Nakiir (tentang ini akan dibahas pada pembahasan hari akhir)

8. Di antara Malaikat ada yang bertugas untuk menjaga surga, pemimpin mereka adalah Ridhwaan ‘alaihissalam.

Allah berfirman:

وَسِيقَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوۡاْ رَبَّهُمۡ إِلَى ٱلۡجَنَّةِ زُمَرًاۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءُوهَا وَفُتِحَتۡ أَبۡوَٰبُهَا وَقَالَ لَهُمۡ خَزَنَتُهَا سَلَٰمٌ عَلَيۡكُمۡ طِبۡتُمۡ فَٱدۡخُلُوهَا خَٰلِدِينَ

“Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: ‘Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya’.” (QS. Az Zumar [39]: 73)

9. Ada pula Malaikat yang menjaga neraka, mereka adalah Az-Zabaaniyah, pemimpin mereka berjumlah 19 Malaikat dan pemuka mereka adalah Maalik alaihissalam.

Allah berfirman:

وَسِيقَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ إِلَىٰ جَهَنَّمَ زُمَرًاۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءُوهَا فُتِحَتۡ أَبۡوَٰبُهَا وَقَالَ لَهُمۡ خَزَنَتُهَآ أَلَمۡ يَأۡتِكُمۡ رُسُلٌ مِّنكُمۡ يَتۡلُونَ عَلَيۡكُمۡ ءَايَٰتِ رَبِّكُمۡ وَيُنذِرُونَكُمۡ لِقَآءَ يَوۡمِكُمۡ هَٰذَاۚ قَالُواْ بَلَىٰ وَلَٰكِنۡ حَقَّتۡ كَلِمَةُ ٱلۡعَذَابِ عَلَى ٱلۡكَٰفِرِينَ

“Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: ‘Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?’ Mereka menjawab: ‘Benar (telah datang)’. Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir. (QS. Az Zumar [39]: 71)

فَلۡيَدۡعُ نَادِيَهُۥ

“Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya),” (QS. Al ‘Alaq [96]: 17)

سَنَدۡعُ ٱلزَّبَانِيَةَ

“Kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah,” (QS. Al ‘Alaq [96]: 18)

عَلَيۡهَا تِسۡعَةَ عَشَرَ

“Dan di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga).” (QS. Al Muddaththir [74]: 30)

وَمَا جَعَلْنَا أَصْحَابَ النَّارِ إِلَّا مَلَائِكَةً ۙ وَمَا جَعَلْنَا عِدَّتَهُمْ إِلَّا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا

“Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat: dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir.” (QS. Al Muddaththir [74]: 31)

وَنَادَوۡاْ يَٰمَٰلِكُ لِيَقۡضِ عَلَيۡنَا رَبُّكَۖ قَالَ إِنَّكُم مَّٰكِثُونَ

“Mereka berseru: ‘Hai Malik biarlah Tuhanmu membunuh kami saja’. Dia menjawab: ‘Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)’.” (QS. Az Zukhruf [43]: 77)

Dalam Shahih Muslim disebutkan:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:

يُؤْتَى بِجَهَنَّمَ يَوْمَئِذٍ لَهَا سَبْعُونَ أَلْفَ زِمَامٍ مَعَ كُلِّ زِمَامٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ يَجُرُّونَهَا

“Pada hari itu neraka jahannam didatangkan, ia mempunyai tujuh puluh ribu tali kekang, setiap tali kekang terdapat tujuh puluh ribu malaikat yang akan menyeretnya.” (HR. Muslim, no. 2842)

10. Ada pula Malaikat yang bertanggung jawab terhadap nutfah (benih manusia, sperma, embrio) di dalam rahim, sebagaiamana disebutkan dalam hadits dari Abu ‘Abdir-Rahman ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menuturkan kepada kami, dan beliau adalah ash-Shaadiqul Mashduuq (orang yang benar lagi dibenarkan perkataannya), beliau bersabda:

إنَّ أَحَدَكُم يُجْمَعُ خلقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ

”Sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (bersatunya sperma dengan ovum), kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah) seperti itu pula. Kemudian menjadi mudhghah (segumpal daging) seperti itu pula. Kemudian seorang Malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan diperintahkan untuk menulis empat hal, yaitu menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

11. Ada pula Malaikat yang bertugas memikul ‘Arsy (Hamalatul ‘Arsy).

Allah berfirman:

ٱلَّذِينَ يَحۡمِلُونَ ٱلۡعَرۡشَ وَمَنۡ حَوۡلَهُۥ يُسَبِّحُونَ بِحَمۡدِ رَبِّهِمۡ

“(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya,” (QS. Ghafir [40]: 7)

وَالْمَلَكُ عَلَىٰ أَرْجَائِهَا ۚ وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ

“Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung ‘Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka.” (QS. Al Haqqah [69]: 17)

Sebagian ulama memahami bahwa hari itu jumlah pemikul ‘Arsy bukan 8 Malaikat, ada beberapa pendapat mengenali tafsir delapan, di antaranya pendapat Ibnu ‘Abbas, Sa’iid bin Jubair, Asy-Sya’biy, Ikrimah, Adh-Dhahhaak dan Ibnu Juraij: Delapan shaff (baris) Malaikat.

Abu Dawud meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:

أُذِنَ لِي أَنْ أُحَدِّثَ عَنْ مَلَكٍ مِنْ مَلَائِكَةِ اللَّهِ مِنْ حَمَلَةِ الْعَرْشِ إِنَّ مَا بَيْنَ شَحْمَةِ أُذُنِهِ إِلَى عَاتِقِهِ مَسِيرَةُ سَبْعِ مِائَةِ عَامٍ

“Aku telah diberi izin untuk menceritakan tentang sesosok malaikat dari malaikat Allah yang bertugas membawa Arsy. Sesungguhnya, jarak antara ujung telinga dengan bahunya adalah perjalanan tujuh ratus tahun.” (HR. Ahmad, no. 4727, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahihul Jaami Ash-Shagiir, no. 867)

12. Ada juga Malaikat sayyaahuun (yang berkeliling) mengikuti majlis-majlis dzikir (majlis ilmu) sebagaiman disebutkan dalam Shahih Muslim.

13. Di antara Malaikat ada juga yang bertanggung jawab terhadap gunung-gunung, sebagaimana disebutkan dalam hadits tentang perginya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kepada Bani Abdu Yalil dan kembalinya. Di dalamnya terdapat ucapan Malaikat Gunung:

إِنْ شِئْتَ أَنْ أُطْبِقَ عَلَيْهِمْ الْأَخْشَبَيْنِ

“Jika kamu kehendaki, aku timpakan kepada mereka dua gunung ini.”

Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

بَلْ أَرْجُو أَنْ يُخْرِجَ اللَّهُ مِنْ أَصْلَابِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ وَحْدَهُ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا

“Tidak, Bahkan aku berharap Allah akan memunculkan dari anak keturunan mereka orang yang menyembah Allah satu-satunya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.” (HR. Al-Bukhari. No. 3231)

Sapan, Pesantren Sabilunnajah Bandung, Sabtu, 28 Rabii’uts Tsaani 1440 H/05 Januari 2018 M

Bersambung insyaa Allah

Diterjemahkan oleh Ustadz Hafizh Abdul Rohman, Lc. (Abu Ayman) dari kitab:
Mukhtashar Ma’aarijil Qabuul Bisyarhi Sullamil Wushuul Ilaa ‘Ilmil Ushuul Fit-Tauhiid, Hafizh bin Ahmad Al-Hakamiy, diringkas oleh: Abu ‘Aashim, Hisyaam bin Abdul Qaadir Muhammad Al-Uqdah, Maktabah Al-Kautsar, Riyadh, Cetakan ke 11, tahun 1427 H/2006 M.