Kembali Kepada Al-Quran dan Sunnah

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً

Jika kalian berselisih dalam suatu hal, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir.Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (QS. An Nisa: 59).
▬▬▬
Di antara makna kembali kepada Al-Qur’an dan as-Sunnah adalah mengedepankan wahyu daripada perkataan manusia, sebagaimana hal itu diungkapkan oleh para Imam semisal Imam as-Syafi’i dan yang lainnya.

Di antara syubhat yang menjadikan seseorang hancur adalah perkataan sebagian orang bahwasanya mustahil untuk kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah apabila berselisih pendapat.

Padahal yang memerintahkankan kita untuk kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah adalah Allah sendiri. Bahkan Allah berfirman pada kalimat berikutnya, “Jika kalian beriman kepada Allah dan hari akhir”. Maka makna kebalikannya adalah saat seseorang berselisih pendapat namun mereka enggan kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah berarti mereka tidak beriman kepada Allah dan hari akhir.

Kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah itu tentunya harus dengan bimbingan para ulama, tidak bisa dipelajari sendiri. Tapi bukan berarti mustahil untuk kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah.

Syubhat seperti ini pada akhirnya akan menjauhkan kaum muslimin dari Al-Qur’an dan Sunnah, membuat kaum muslimin lebih giat mempelajari perkataan manusia daripada mempelajari Firman Allah dan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Faidah dari Al-Ustadz,
BENI SARBENI, Lc, M.Pd.
Hafidzhahullah

Yuk bantu dakwah,..
BELAJAR ISLAM | BIS
✅ Follow, Like, Share, Subscribe
https://linktr.ee/belajarislambis