Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
ٱللَّهُ ٱلَّذِى رَفَعَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ۖ ثُمَّ ٱسْتَوَىٰ عَلَى ٱلْعَرْشِ ۖ وَسَخَّرَ ٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ ۖ كُلٌّ يَجْرِى لِأَجَلٍ مُّسَمًّى ۚ يُدَبِّرُ ٱلْأَمْرَ يُفَصِّلُ ٱلْءَايَٰتِ لَعَلَّكُم بِلِقَآءِ رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ
“Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan(mu) dengan Tuhanmu”. (QS. Ar-Ra’d: 2)
▬▬▬
Di antara hal yang menjadi sebab mengapa Allah merinci tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran-Nya kepada kita adalah agar kita menjadi yakin.
Karena sebenarnya keyakinan seseorang bahwa Allah sebagai Rabb itu sudah dimiliki seseorang sejak berada di dalam rahim, hanya saja ketika seseorang itu terlahir ke dunia sehingga disesatkan pula oleh setan, maka dengan ayat-ayat Al-Qur’an inilah agar manusia itu bisa kembali kepada fitrahnya, yakni fitrah yang berupa keyakinan akan kekuasaan Allah.
Faidah dari Al-Ustadz,
???? BENI SARBENI, Lc, M.Pd.
Hafidzhahullah