MUKADIMAH 10 KAIDAH UNTUK MERAIH ISTIQAMAH

Oleh: Syaikh ‘Abdurrazzaaq bin ‘Abdul Muhsin Al-Badr

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah, kita memujiNya, meminta pertolongan kepadaNya, kita memohon ampun kepadaNya dan kita berlindung kepadaNya dari segala keburukan jiwa dan jeleknya perbuatan amal kita.

Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka dialah yang mendapatkan petunjuk, dan barangsiapa yang Allah sesatkan maka tidak ada hidayah untuknya, Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah saja, tidak ada sekutu bagiNya, dan Aku juga bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan rasulNya, semoga shalawat dan salam tetap tercucur kepadanya, keluarganya dan semua sahabatnya.

Amma ba’du:

Judul pembahasan kita pada tulisan kali ini adalah tentang istiqamah. Sebuah pembahasan yang agung dan memiliki kedudukan yang sangat penting, yang mana wajib bagi setiap kita untuk memperhatikan perkara ini dan memberikan perhatian khusus terhadapnya.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (13) أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (14)

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Tuhan kami ialah Allah’, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-Ahqaf [46]: 13-14)

Dan Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ (30) نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ (31) نُزُلًا مِنْ غَفُورٍ رَحِيمٍ (32)

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Tuhan kami ialah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: ‘Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu’. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Fushilat [41]: 30-32)

Keistiqamahan akan mendatangkan kebahagiaan dunia dan akhirat, keberhasilan hamba dan baiknya segala urusannya, maka selayaknya bagi siapa saja yang menjadi penasehat untuk dirinya yang menginginkan kebahagiaan, hendaknya dia memperhatikan perkara istiqamah ini dengan perhatian yang besar yang dibarengi dengan ilmu, amal dan keteguhan hati terhadapnya sampai kematian menjemputnya, dan senantiasa tetap meminta pertolongan kepada Allah tabaaroka wa ta’ala.

Banyak pertanyaan yang disampaikan oleh masyarakat awam kepada ahli ilmu, begitu pula para penuntut ilmu agama, para pendakwah dan orang-orang yang senantiasa melakukan perbaikan agama ditengah-tengah masyarakat adalah tentang istiqamah, hakikatnya dan semua faktor pendorong yang dapat meneguhkan hati di atas jalan yang lurus, juga pertanyaan-pertanyaan lainnya yang berhubungan dengan istiqamah.

Saya memandang bahwa akan sangat bermanfaat bagi diri pribadi saya dan bagi saudara-saudara kaum muslimin apabila saya mengumpulkan kaidah-kaidah tentang pembahasan istiqamah yang sangat agung ini. Sehingga akan menjadi cahaya dan membimbing kita setelah memperhatikan perkataan-perkataan para ulama -semoga Allah merahmati mereka semua- yang membahas tentang masalah istiqamah dan apa-apa yang berkaitan dengannya, pada risalah (tulisan) kali ini saya akan menyebutkan sepuluh kaidah agung tentang istiqamah, dan ini adalah kaidah yang sangat penting yang wajib bagi setiap kita untuk memperhatikannya.

Hanya kepada Allah lah saya meminta pertolongan dan memohon taufik.

Bersambung in syaa Allah…

Diterjemahkan oleh Ustadz Abu Ainun Wahidin, Lc. dari kitab:
‘Asyru Qawaa’id Fil Istiqaamah, Syaikh ‘Abdurrazzaaq bin ‘Abdul Muhsin Al-Badr